Rabu, 18 Desember 2013

HARAKIRI (NANGGUNG MALU ATAU BUNUH DIRI)



eittss, santai.. itu bukan adegan nyata kok. itu cuma patung lilin yang dibuat semirip mungkin dengan prosesi harakiri yang berasal dari Jepang. Gw yakin, udah banyak yang tau dengan tradisi ini. Sebenernya, tradisi harakiri atau disebut juga seppuku dilakukan oleh samurai di Jepang dengan cara merobek perut dan mengeluarkan usus untuk memulihkan nama baik setelah kegagalan saat melaksanakan tugas dan/atau kesalahan untuk kepentingan rakyat.

Seppuku adalah bagian dari kode kehormatan bushido, dan dilakukan secara sukarela oleh samurai yang menginginkan mati terhormat daripada tertangkap musuh (dan disiksa), atau sebagai bentuk hukuman mati untuk samurai yang telah melakukan pelanggaran serius, atau dilakukan berdasarkan perbuatan lain yang memalukan.

Ritual memotong perut pada seppuku dilakukan di hadapan para saksi mata, samurai menusukkan sebuah pedang pendek, biasanya sebuah tantou ke arah perut, dan menggunakan pedang pendek tersebut untuk melakukan gerakan mengiris perut dari arah kiri ke kanan. Ngeri yah...
Istilah seppuku ditulis dengan dua buah aksara kanji, yaitu: 切 (kiru) dan 腹 (hara). Aksara kanji untuk kiru dapat juga dibaca sebagai setsu (ucapan tionghoa) yang berarti potong, sementara aksara kanji untuk hara dapat juga dibaca sebagai fuku (ucapan Tionghoa) yang juga berarti perut.



Seppuku dulu cuma dilakukan oleh para samurai. Namun sekarang, tradisi seppuku lebih kepada pengunduran diri dari para pemimpin Jepang yang merasa tidak berhasil dalam kinerjanya dalam pemerintahan. Banyak pemimpin di negeri ini yang mengundurkan diri karena bersalah.  Misalnya saja kasus pengunduran diri Menteri Luar Negeri Jepang, Seiji Maehara. Ia mengundurkan diri dari jabatannya karena terbukti menerima donasi dari warga Korea Selatan yang bermukim di Tokyo. Total nilai donasinya hanya 250.000 Yen (sekitar Rp 25 juta).

Masih ingat juga dong sama mantan perdana menteri Jepang Naoto Kan. beliau mengundurkan diri secara resmi tanggal 26 Agustus 2011 lalu karena bencana tsunami yang melanda negara Jepang. Dari berbagai kritikan yang diterima PM Naoto Kan, bisa dilihat bahwa tingkat kepercayaan masyarakat Jepang terhadap PM-nya menurun drastis. Hal tersebut dikarenakan pemerintah dirasa lambat dalam proses rekonstruksi rumah para korban gempa dan tsunami, ketidaktransparannya informasi mengenai evakuasi serta minimnya jiwa kepemimpinan PM.

Banyak pro dan kontra yang mewarnai tradisi seppuku ini. Tapi kita ambil dari sisi positif aja untuk mengajarkan kita rasa malu dan berani bertanggung jawab dengan apa yang kita perbuat.
Mungkin bisa jadi pelajaran juga buat para pejabat di Indonesia yang  tebal muka dan ilang rasa malu ngambil uang rakyat yang bukan haknya dan kinerjanya tidak bagus tapi masih kekeuh aja biar tetep jadi stakeholder... cape dehh... (-__-"!!)

sumber : wikipedia, dan berbagai sumber

8 komentar:

  1. harakanan ada ga? :p

    BalasHapus
  2. Budaya ksatria mereka layak buat dimmplementasikan di negara kita, dimana rasa malu adalah nomor sekian setelah harta dan tahta

    BalasHapus
  3. Entah hal tsb dilakukan krn trllu bertanggung jwb pada sbh hal atau krn pendalaman agamanya msh low??? Yang pasti msh banyak tindakan yg lbh terpuji utk mempertanggung jawabkan keslahan kita ketimbang 'suicide'

    BalasHapus
  4. coba saja di indonesia ada budaya seperti ini pasti para pejabat yang gagal memimpin dan KORUPSI bakal TEWAS,,,hehehehehe

    BalasHapus
  5. fufufu emg agak menyeramkan sih harakiri itu..tpi itulah org Jepang yg bnar2 sngt disiplin n memiliki budaya malu klo mlkukan kslhan..hmm...klo d Indonesia dberlakukan yg sprti itu bisa2 smua pejabat tinggi tewas wkwkwkk...

    BalasHapus
  6. ini nih yg bikin jepang bisa terus maju..
    klo di indonesia pemimpin'a yg bobrok, tapi malah rakyat'a yg malu.. (-___-")

    BalasHapus
  7. Coba saja pemerintahan di negara yang tercinta ini seperti itu

    BalasHapus